Sejarah Desain Grafis Indonesia

1600-anThe art of printing was introduced into the archipelago in the 1600s. The two factors that brought about the establishment of the printing press under Dutch rule were:• To multiply the legal regulations contained in official proclamations on a large scale by printing them, since this saved both time and money.• The Dutch Reformed Church, to pursue its missionary work among the natives, had urgent need of books and tracts for educational work, while one of its chief aims was a vernacular translation of the Holy Scriptures.


1744Iklan pertama di Jakarta (baca: Batavia) muncul pada tanggal 17 Agustus 1744 bersamaan dengan terbitnya surat kabar pertama oleh pemerintah Hindia Belanda. Iklan itu, awalnya adalah sebuah berita yang ditulis indah dengan tangan oleh Jan Pieterzoen Coen (Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-1629), dengan judul Memorie De Nouvelles, yang ditujukan kepada pemerintah setempat di Ambon untuk melawan aktivitas perdagangan Portugis. Tulisan itu kemudian dipasang sebagai iklan oleh karyawan sekretariat kantor Gubernur Jenderal Imhoff, Jourdans di surat kabar Bataviaasche Nouvelles.
Sumber: “Sejarah Periklanan Indonesia 1744-1984″, Bab I, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia.


1825The deployment of advertising to promote was also used by merchants to bolster up their sales. In 1825, advertisements of traditional medicines were found in the pages of Tjabaja Siang, a local newspaper in Minahasa. Tjabaja Siang was the first publisher owned by the native people. Its advertisements were also published in some media in The Netherlands.


1870First BrochuresThe growth of advertising during the Dutch Indies period had a lot to do withthe growth of the economy in the region. In 1870, many Dutch investors came to invest their money in plantation and mine industries. The situation forced them to form a research foundation in order to extend and accumulate their capital. Suikersyndicaat, a sugar association, was one of them. They were the first organization that made promotional brochures to attract prospective investors. Another organization was the Javaasche Bank which also used printed materials as the media of promotion. The brochures and booklets were mostly printed by G.C.T. van Dorp & Co, which was located in Jakarta, Semarang and Surabaya.


1893Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Percetakan Negara di Jakarta, pada waktu itu yang terbesar di Asia. Sementara itu di seluruh Indonesia sudah terdapat 6500 percetakan, 2700 di antaranya terdapat di Jakarta. Industri grafika dan dunia penerbitan di Indonesia pada waktu itu sudah mulai menyadari pentingnya desain grafis.


Laribu Meyoko, sekretaris Percetakan Negara: “Mengapa desain itu penting? Barang cetakan sama seperti manusia: penampilan lahiriahnya yang penting. Untuk memberi kesan yang baik, untuk menarik perhatian, untuk memberi kepercayaan. Desain grafis di Indonesia mempunyai masa depan gemilang.”
Sumber: Buku “Nederland Indonesia, 1945-1995, Suatu Pertalian Budaya”, [Z]OO produkties, Den Haag, 1995, hal. 165.


1901N.V. Tjong Hok Long was the first ad agency founded in 1901 by the Chinese. In the beginning they created many ads for comic books which were also printed by the agency. Later, they created ads for other products such as batiks, soaps, cigarettes, and medicines. The ads they produced were mostly handwritten and very plain.


1905In 1905, Aneta, a news agency was founded. The agency had its own advertising department and was very advanced not only in facilities but also in the manpower that came from Europe. Some of its creative people were F. Van Bemmel, Is. Van Mens and Cor van Deutekom who did advertisements for big clients such as Bataafche Petroleum in Surabaya, General Motors and Koninklijke Pakevaart Maatschappij in Batavia.


1980Pada tanggal 16-24 Juni 1980 di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, jalan Menteng Raya 25, Jakarta diselenggarakan pameran desain grafis oleh tiga desainer grafis Indonesia: Gauri Nasution, Didit Chris Purnomo dan Hanny Kardinata, bertajuk “Pameran Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit”. Pameran ini membawa misi utama memperkenalkan profesi desainer grafis ke masyarakat luas serta tercatat sebagai pameran desain grafis pertama di Indonesia yang diadakan oleh desainer-desainer grafis Indonesia (”Pameran Rancangan Grafis Hanny, Gauri, Didit - Mau Merubah Dunia”, Agus Dermawan T, Kompas, 25 Juni 1980, hal. 6). Pameran ini menampilkan bukan saja hasil akhir produk desain grafis (logo, tipografi, layout majalah, ilustrasi, poster, sampul buku, sampul kaset dll), tetapi juga proses kreatif serta proses cetaknya.


Pameran Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit. Ki-ka: Didit, Hanny dan Gauri.
1980Ikatan Perancang Grafis Indonesia (IPGI) terbentuk pada tanggal 25 April 1980 dan diresmikan pada tanggal 24 September 1980 bersamaan dengan diselenggarakannya sebuah pameran besar bertajuk “Grafis ‘80” di Jakarta.
Badan Pendiri yang terdiri dari 9 orang: Sadjiroen, Sutarno, Suprapto Martosuhardjo, SJH Damais, Bambang Purwanto, Chairman, Wagiono, Didit Chris Purnomo dan J Leonardo N merumuskan program kerja dan membentuk pengurus sementara dengan susunan sebagai berikut:Ketua: WagionoWakil Ketua: KarnadiSekretaris 1: Didit Chris PurnomoSekretaris 2: J Leonardo NBendahara: Hanny KardinataDibantu beberapa koordinator bidang:Pameran: FX Harsono, S PrinkaPublikasi dan Buletin: Tjahjono AbdiHubungan Masyarakat: Agus Dermawan TDokumentasi dan Perpustakaan: Helmi SophiaanPendidikan dan Ceramah: Hanny Kardinata
Perjalanan IPGI selanjutnya bisa diikuti pada “Sejarah IPGI-Upaya Menumbuhkan Apresiasi”.


2005Pada tanggal 8 September 2005 dalam acara “Gathering and Talk Show-It’s Graphic Designers United!” di arena FGD Expo 2005, Jakarta Convention Center, diterbitkan Memorandum ADGI kepada Gauri Nasution, Danton Sihombing, Hastjarjo B. Wibowo dan Mendiola B. Wiryawan untuk mempersiapkan Kongres ADGI dalam waktu 6 bulan.
Pada bulan Oktober 2005 para penerima mandat membentuk Tim Revitalisasi ADGI yang terdiri dari 14 orang desainer, yaitu; Andi S. Boediman, Ardian Elkana, Danton Sihombing, Divina Nathalia, Djoko Hartanto, Gauri Nasution, Hastjarjo B. Wibowo, Hermawan Tanzil, Ilma D. Noe’man, Irvan A. Noe’man, Lans Brahmantyo, Mendiola B. Wiryawan, Nia Karlina dan Sakti Makki. Tim ini bekerja selama 5 bulan untuk merumuskan platform “ADGI Baru”. Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja ADGI pada masa lalu dirumuskan branding platform Adgi baru yang kini hadir dengan deskripsi Indonesia Design Professionals Association .


2006Pada tanggal 22 Februari 2006 sekitar 40 desainer menghadiri “Designer Gathering” di LeBoYe atas undangan tim 14 yang mencanangkan Revitalisasi ADGI. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menghidupkan kembali asosiasi desainer yang sempat mati suri itu. Pertemuan malam itu menghasilkan logo baru Adgi serta rencana menggelar seminar pada bulan April 2006.
Setiap usulan dalam gathering dijadikan bahan diskusi dalam pertemuan-pertemuan Tim 14 sesudahnya, yang pada akhirnya menentukan fornat Adgi sebagai sebuah organisasi non-profit oriented yang berbentuk yayasan, yang berjuang bagi kepentingan anggotanya dan kemajuan desain nasional.


Pada tanggal 19 April 2006 bertempat di Ballroom Hotel Le Meridien, Jakarta diselenggarakan Kongres Adgi dimana terpilih formasi presidium yang terdiri dari 5 orang yaitu Andi S. Boediman, Danton Sihombing, Hastjarjo B. Wibowo, Hermawan Tanzil dan Lans Brahmantyo untuk mengemban tugas memimpin Adgi selama periode 1 tahun dengan mengusung tema “Unifying Spirits”. Implementasi gagasan desentralisasi telah melahirkan Adgi-Jakarta Chapter yang diketuai oleh Nico A.Pranoto dan Adgi-Surabaya Chapter yang diketuai oleh Yosua Alpha Buana.


Pada tanggal 16-30 Agustus 2006 Adgi menggelar pameran desain komunikasi visual “Petasan Grafis” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dengan sub-judul “Pameran Nasionalisme Indonesia dalam Desain Komunikasi Visual”. Pameran yang dibuka oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu itu diawali dengan pemutaran video perjalanan IPGI sebelum menjadi Adgi, disusul penyerahan penghargaan untuk ke-5 pemenang kompetisi “Ide Awards” (Penghargaan Nasional Akademik Desain Grafis). Kompetisi ini diadakan khusus untuk mahasiswa desain komunikasi visual yang mewakili institusi-institusi pendidikan desain di Indonesia yang terbagi atas 3 pilihan tema:1. Kemasan makanan tradisional Indonesia, misalnya ekspolorasi kemasan dodol durian, tape ketan dsb., mulai dari brand identity dan seterusnya2. Event, misalnya promosi tari-tarian daerah, resital gamelan dsb., mulai dari logo event dan sebagainya3. Destination Branding, misalnya mengolah program komunikasi visual suatu tempat yang menarik di Indonesia (pantai, museum, tempat bersejarah dsb.).


Setelah melalui penilaian dewan juri yang terdiri dari Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior), Sita Subijakto (Headline Creative Communication), Ipong Purnomosidi (Kurator Bentara Budaya, Jakarta), Nirwan Dewanto (Budayawan) dan Seno Gumira Ajidarma (Budayawan), keluar sebagai pemenang adalah karya “Dolanpiade” dari Digital Studio, Jakarta (Dicky Mardona, Meliana Sari Hermanto, Octavia Subiyanto, Rifki Zulkarnain, Welly Caslin); “Peranakan Idealis” dari Institut Kesenian Jakarta (Irvan Mulia Ahmadi, Rahayu Pratiwi, Husin Alkaff, Muhammad Rizki Lazuardy); “Lurjuk” dari Universitas Kristen Petra, Surabaya (Aileen Halim, Ang Siau Fang, Selvy Hermawan); “Batik Illusion” dari Universitas Bina Nusantara (Adeline Ardine, Fredy Susanto, Nadya Kartika) serta “Moralitas Pers” dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta (Kezia Winarta Wahyuni Wijayati, Lia Anggraeni, Filina Vicentia, Tafrian).


2007Pada hari Kamis, tanggal 19 April 2007 jam 09.00 s/d 13.00 WIB dilaksanakan Kongres Nasional Adgi kedua di gedung Galeri Nasional, Jakarta. Kongres dihadiri 45 peserta undangan yang terdiri dari praktisi (desainer) dan pendidik.
Kongres memutuskan dan menetapkan 4 agenda penting yaitu:1. Penerimaan laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya (presidium).2. Penetapan draft AD/ART dan Kode Etik menjadi rancangan AD/ART dan Kode Etik untuk kemudian dihibahkan kepada pengurus mendatang untuk disempurnakan.3. Pelantikan Dewan Penasehat yang terdiri dari: Gauri Nasution, Ign. Hermawan Tanzil, Irvan A. Noe’man, Iwan Ramelan, dan Wagiono Sunarto.4. Pemilihan, dan pelantikan Ketua Umum Adgi untuk periode pengurusan 2007–2010 atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan yang tertera pada AD/ART yang telah disempurnakan. Dari 5 nama Calon Ketua Umum, terpilih satu dengan suara terbanyak yaitu sebanyak 27 suara adalah Danton Sihombing.
Selanjutnya, Danton Sihombing selaku Ketua Umum Adgi 2007-2010 telah menunjuk Mario Tetelepta sebagai Sekjen Adgi dan Irvan N. Suryanto sebagai Direktur Pengembangan dan Pemasaran Produk.


17-25 April 2007“1001 Inspiration Design Festival”, sebuah acara berskala besar pertama di bidang komunikasi visual Indonesia (desain grafis, multimedia, animasi) yang diselenggarakan oleh majalah desain grafis Concept dan Digital Studio College. Acara yang digelar pada tanggal 17-25 April ini secara umum dipecah dalam dua bagian yaitu “Inspiration Light Up” (seminar kreatif menghadirkan pembicara luar dan dalam negeri, yang berlangsung 17-19 April di Crown Plaza Jakarta) dan Exhibition (memamerkan karya peserta kompetisi desain “1001 Cover Concept”, karya lulusan Digital Studio College, karya para desainer Inggris, serta acara hiburan lainnya), yang berlangsung 20-25 April di Senayan City Jakarta).


Sebagai bagian dari “1001 Inspiration Design Festival” majalah desain grafis Concept mengadakan kompetisi desain “1001 Cover Concept” yang bermaksud memecahkan rekor dunia ‘majalah dengan variasi cover terbanyak dalam satu edisi’. Kompetisi dengan hadiah terbesar sepanjang sejarah ini (hadiah utama sebuah mobil Chevrolet-Kalos) diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada para desainer muda Indonesia untuk ikut merasakan menjadi pemecah rekor bersama-sama.


Total karya yang masuk berjumlah lebih dari 1300 karya, yang setelah didata dan dipilah, ditentukan 1001 pemecah rekornya. Pada tahap berikutnya tim intern Concept menyeleksi 208 karya yang dinilai unggul. Ke 208 karya tersebut disaring lagi hingga menjadi 101 semifinalis untuk kemudian dinilai oleh 5 juri yang terdiri dari Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior), Hermawan Tanzil (Creative Director LeBoYe yang mewakili Adgi-Indonesia Design Professionals Association), Mendiola B Wiryawan (Creative Director Mendiola Design yang mewakili FDGI-Forum Desain Grafis Indonesia), Vera Tarjono (Art Director Majalah Concept) dan Stefanus Aristo Kristandyo (Marketing Manager General Motor yang mewakili GM sebagai sponsor utama).


Penjurian yang berlangsung di Ruang Pamer Seni Rupa-Institut Kesenian Jakarta itu memilih 11 finalis, yang kemudian dipersempit hingga menjadi tiga pemenang, masing-masing sebagai juara pertama Daud Budi Surya Nugraha, juara kedua Marishka Cempaka Dewi dan juara ketiga Agra Satria.



http://www.desaingrafisindonesia.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Email subscribe

Daftar dan dapatkan artikel iprodsign multimedia via email.

Copyright © 2011, All Right Reserved. Powered by iprodsign multimedia